Mau berbagi satu lagu yang sangat berkesan bagi-ku dalam beberapa minggu ini..
Lagu ini jadi menjadi salah satu lagu dalam playlist tetap sepanjang bulan maret.
Setiap pagi, saat bersiap-siap ke kantor, dan sambil menyanyikan lagu ini rasanya pikiran tentang hari yg akan monoton sekejap sirna.
Lagu ini sebenarnya lagu Hymne klasik yang sering dinyanyikan di gereja.
Yang sering saya dengar adalah aransemen lagu Come Thou Fount of Every Blessings dari Sara Groves.
Yang sering saya dengar adalah aransemen lagu Come Thou Fount of Every Blessings dari Sara Groves.
Sejak kecil, tempat yang paling saya sukai adalah pantai.. berada di tepian pantai dan mendapat sudut pandang yang penuh membuat saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya dengan memandangnya.. Saya puas dengan hanya memandangnya.. Dengan memandangnya, serangkaian bahasa kalbu mengalun dengan lembut tertuju untuk Sang Khalik..
Yah bisa merasakan suara Kasih,
kesempuranaan,
keagungan,
dan kedamaian hanya dengan memandangnya..
Keindahan alam membuat kita bisa merasakan karakter Sang Pencipta..
kesempuranaan,
keagungan,
dan kedamaian hanya dengan memandangnya..
Keindahan alam membuat kita bisa merasakan karakter Sang Pencipta..
Karena dibalik bentuk, garis, warna, komposisi, suara tersimpan bisikan-Nya..
Begitu pun, ketika saya menyanyikan lagu ini.. Ingin mencoba merenungkan pesan tersembunyi di balik lirik lagu ini bagi saya..
Berikut liriknya :
Berseru dari kedahagaan : “ Datanglah dan sentuhlah hatiku ya Tuhan”
Buatlah hatiku sanggup menyanyikan tentang Keajaiban Kasih-Mu.
Untuk mengarahkan mata-ku melihat aliran Kasih yang sebenarnya TIDAK PERNAH berhenti..
Ajar ilah aku MELODI Surga, nada-nada yang keluar dari perkataan-Mu..
Agar aku terus dapat memandang keberadaanMu, sumber pengasihan-ku
Saat ini aku berserah, dengan pertolongan-Mu akhirnya aku pun datang
Dan aku sangat berharap agar bisa selamanya tinggal dekat sisi-Mu
Yesus sudah mencari-ku bahkan ketika aku masih SESAT
karena ingin berkelana menjauhi dekapan-Nya
Untuk membela diri-ku, Ia relakan keberhargaan darah-Nya
Oh… Sungguh Tuhan-ku.. Hutangku sangat besar..
Setiap hari, setiap saat, aku berhutang pada Kasih Abadi itu..
Biarlah kebaikan-Mu MERANTAI hatiku hanya untuk –Mu
Agar aku tidak terpikat oleh pencobaan
Sebab diri-ku sangat rawan untuk menjauhi Kasih-Mu
Inilah hatiku, Ambil dan Meteraikanlah bagi-Mu..
Hanya dengan-Mu.. Hanya di dalam-Mu..
Come Thou Fount of every blessing, Tune my heart to sing Thy grace;
Streams of mercy, never ceasing, Call for songs of loudest praise.
Teach me some melodious sonnet, Sung by flaming tongues above;
Praise the mount! I'm fixed upon it, Mount of Thy redeeming love.
Berseru dari kedahagaan : “ Datanglah dan sentuhlah hatiku ya Tuhan”
Buatlah hatiku sanggup menyanyikan tentang Keajaiban Kasih-Mu.
Untuk mengarahkan mata-ku melihat aliran Kasih yang sebenarnya TIDAK PERNAH berhenti..
Ajar ilah aku MELODI Surga, nada-nada yang keluar dari perkataan-Mu..
Agar aku terus dapat memandang keberadaanMu, sumber pengasihan-ku
Here I raise my "Ebenezer"; Hither by Thy help I'm come;
And I hope, by Thy good pleasure, Safely to arrive at home.
Jesus sought me when a stranger, Wandering from the fold of God;
He, to rescue me from danger, Interposed His precious blood.
Saat ini aku berserah, dengan pertolongan-Mu akhirnya aku pun datang
Dan aku sangat berharap agar bisa selamanya tinggal dekat sisi-Mu
Yesus sudah mencari-ku bahkan ketika aku masih SESAT
karena ingin berkelana menjauhi dekapan-Nya
Untuk membela diri-ku, Ia relakan keberhargaan darah-Nya
Oh, to grace how great a debtor, Daily I'm constrained to be!
Let Thy goodness, like a fetter, Bind my wand'ring heart to Thee.
Prone to wander, Lord, I feel it, Prone to leave the God I love;
Here's my heart, Oh, take and seal it, Seal it for Thy courts above.
Oh… Sungguh Tuhan-ku.. Hutangku sangat besar..
Setiap hari, setiap saat, aku berhutang pada Kasih Abadi itu..
Biarlah kebaikan-Mu MERANTAI hatiku hanya untuk –Mu
Agar aku tidak terpikat oleh pencobaan
Sebab diri-ku sangat rawan untuk menjauhi Kasih-Mu
Inilah hatiku, Ambil dan Meteraikanlah bagi-Mu..
Hanya dengan-Mu.. Hanya di dalam-Mu..
Pada usianya yang ke-17, Robert dan beberapa teman minumnya memutuskan untuk menghadiri pertemuan Penginjilan. Hal ini hanyalah sebuah trik untuk mendapatkan keringanan dalam proses pengadilan yang sedang dihadapi. Dan keajaiban terjadi, ketika Firman Tuhan mulai diberitakan, Robert merasa bahwa khotbah itu hanya diperuntukkan untuk dirinya. Ia tidak memberanikan diri untuk memenuhi altar call malam itu, namun perkataan-perkataan Firman itu terus membayanginya dalam tiga tahun ke depan.
Pada usia-nya yang ke-20, Robert menyerahkan diriNya untuk Kristus dan mulai belajar melayani. Dan tiga tahun kemudian, ketika ia sedang mempersiapkan khotbahnya di Calvinist Methodist Chapel di Norfolk (Inggris), ia kembali merenungkan hidupnya dan menulis lagu ini untuk kita.
35 tahun berjalan, sejak ia menerima Yesus dan belajar melayani Tuhan-nya..
Hidupnya tetap berjuang.. Ia tetap mendapat masalah..
Tetapi pertemuannya dengan Yesus, pertobatannya, dan proses ketundukkan pada Tuhan itulah yang mengubah hidupnya.. Yang membuat hidupnya tidak sama dengan sebelumnya..
Yang membuatnya dapat mencipta lagu ini, sebagai pernyatan iman, pengakuan, pembuktian darinya untuk saya dan semua orang di zaman ini bahwa :
- Kita semua hanya domba binal yang sedang tersesat,, Yang sedang mencari jalan kita sendiri, dan menjauhi Kasih Tuhan
- Hanya kembali pada-Nya.. Hanya itu jawaban tak terbantahkan yang menjadi solusi holistik seluruh permasalahan hidup kita.. Hanya kembali bertemu dengan Kasih Sejati itu yang akan menebus hidup sampah yang sedang ingin kita raih.
- Kita sangat rawan meninggalkan Kasih Sejati itu.. Sekalipun kita pernah mengecapnya, menikmati, bahkan pernah tenggelam di dalam Kasih itu, kita masih mempunyai kecenderungan yang besar untuk menjauhiNya.. Untuk itu ingatlah selalu,, Berdoalah selalu.. Katakan selalu.. Sadarlah selalu,, Kita SELALU harus menyelidiki hati kita.. Apakah hati kita masih berpaut pada KasihNya atau tidak?
No comments:
Post a Comment