My February… My Valentine.. My Refflection about God’s Love
Bagi saya memasuki tahun 2011 adalah sebuah perjalanan panjang yang akan sangat melelahkan. Dimulai dengan hari pertama di tahun ini terjadi konflik antara saya dengan salah satu anggota keluarga yg sangat dekat untuk sebuah hal yang sepeleh. Dilanjutkan dengan beberapa berita tentang beberapa orang terdekat yang sangat mengecewakan. Berbagai perasaan tak puas dengan hidup dengan cepat mencengkram. Tak puas dengan semua yang sudah kujalani. Tak puas dengan semua kondisi yg ada. Tak puas karena banyak hal tidak berjalan sesuai harapan. Tak puas, tak puas, tak puas…
Ketidakpuasan ini akhirnya menghasilkan suatu penyakit dalam yang serius. Saya mencoba menarik diri sejenak dari semua hal, mencoba mencari waktu tenang untuk kembali mengevaluasi diri.
Menjalani ritme kehidupan di tahun ini sepertinya sangat berat. Saat memasuki bulan Februari ini, saya sempat menikmati satu paket perasaan yang sangat bervariasi. Dimulai dengan datangnya beberapa orang baru yang datang kembali dalam hidup, konsisten berkomunikasi, dan berbagai peristiwa yang terus membawa saya mengerti makna kasih yang lebih mendalam.
Sejak awal bulan Februari, dalam bulan yang disebut sebagai bulan Kasih Sayang ini, saya memang mendoakan untuk bisa merenungkan tentang Kasih Tuhan dalam hidup saya. Saya mengganti profile picture pada account Facebook dengan sebuah gambar lilin yang sedang menyala. Dengan suasana yg hening yang mendeskripsikan bahwa saya ingin kembali merenungkan makna cinta sejati yang Tuhan kerjakan dalam hidup saya. Ingin melihat dan meresapi berkas-berkas sinar kasih yang pernah menjadi bagian dalam hidup saya.
Banyak peristiwa yang membuat saya sangat merasa terpukul, kecewa dan sakit hati. Semua peristiwa itu membuat saya ingin mempertanyakan kepada Tuhan, dengan pertanyan-pertanyaan : Dimana kasihMu pada-ku Tuhan?? Mengapa semua seakan bertambah buruk?? Aku hanya meminta hal sederhana tapi mengapa selama bertahun-tahun justru hal itu yang semakin menghimpit hatiku. Tolong buat aku mengerti mengapa ini harus terjadi..
Yah begitulah pertanyaan-pertanyaan yang coba saya ajukan dalam doa pribadi. Karena sepertinya hati ini mulai menjadi dingin. Serasa ingin ‘memaklumi’ semua yang terjadi tanpa satu pengertian dan penerimaan akan maksud mengapa hal itu harus terjadi. Saya mencoba untuk mengerti dengan pertimbangan di dalam pikiran namun hati ini 100% menolak logika yang ditawarkan oleh pikiran saya.
Dan akhirnya Tuhan mulai merancang dan melakukan beberapa peristiwa yang membuat-ku bisa merasakan kembali hangat KasihNya.
Dimulai dengan tanggal 12 Februari, dengan mempersiapkan sebuah pujian berjudul “Kasih” yang dilantunkan oleh Rio Febrian mengantarkan rangkaian refleksi ini. Kami melantunkan lagu ini di kebaktian Pemberkatan Pernikahan salah satu teman pelayanan. Lirik lagu ini sangat sederhana, kira-kira seperti ini kata-katanya :
Kau datang padaku di dalam hatiku
Kau jamah diriku dalam kelembutanmu
Kasihmu, cintamu, selalu untukku
dan takkan pernah kau meninggalkanku
Kasih setiamu
Kau pelita kakiku penerang jalanku
Dan ku takkan jauh darimu
Sebab dirimu s'lalu ada di dalam hatiku
Saya kembali mengingat peristiwa bagaimana Ia datang dan menjamah hati saya dalam peristiwa 6 tahun yang lalu. Tepat malam tanggal 13 Februari 2005 setelah pulang dari sebuah acara Kamp Mahasiswa, khotbah penutup dari Ibu Magdalena Santoso, seorang Hamba Tuhan di UK Petra terus mengusik saya. Suasana kamar gelap, membuat saya dapat melihat bias cahaya remang-remang lampu 5 watt dari luar kamar. Saya mulai menangis dan cuplikan film kehidupan saya sangat jelas ditayangkan dalam pikiran saya. Maya kecil yang patah hati karena perceraian orang tua, menangis tanpa sebab setiap malam, segala usaha pelampiasan pembuktian eksistensi diri yang bertahan bertahun-tahun akhirnya berakibat KEKOSONGAN dan KEHAMPAAN, dan di akhir cuplikan kehidupan itu, kalimat yang disampaikan Ibu Magdalena kembali berbisik : Hanya Yesus JAWABAN dalam hidup ini. Tidak peduli, sudah berapa tahun anda menjadi Kristen, tapi kalau anda menyadari bahwa IA belum pernah masuk dalam hatimu, maka sekarang juga minta Ia masuk dalam hatimu. Dan akhirnya, saya memutuskan untuk berdoa. Saya berlutut di tengah kamar. Saat itu saya merasakan sebuah kerinduan yang besar kepada Pribadi Tuhan, dan saya mengakui di hadapanNya bahwa saya membutuhkanNya. Saya memohon agar Tuhan bersedia untuk MASUK dan DIAM dalam hati saya. Aliran airmata mengalir tak terbendung dan saya merasakan suatu kelegaan dan sukacita yang amat besar setelah itu..
Lagu ini menyadarkan saya akan peristiwa penting itu,. Ia menjamah hati saya yang rapuh dengan kelembutan kasih-Nya, dan sejak saat itu DIa tidak pernah meninggalkan saya lagi karena Kasih setiaNya tetap tinggal di dalam hati saya.
Hari senin tepat hari Valentine 14 Februari, saya menghabiskan seluruh hari itu di kamar, terbaring lemah karena demam dan diare. Siang itu, saya masih sempat dijenguk oleh kakak rohani Remuz Kmurawak, seorang pemuda biasa dengan Tuhan yang luar biasa hidup di dalam dirinya. Sebelum meninggalkan Surabaya siang itu, ia masih menyempatkan diri mengunjungi kos-kosan kami. Menjelang petang 14 Februari yang lalu, saya betul-betul kritis secara jasmani dan rohani. Mengalami beberapa mimpi buruk dan terbangun lemas membuat saya semakin tenggelam dalam pertanyaan paling BODOH yang pernah ada dalam kamus kehidupan saya. Tuhan, saya merasa tidak dikasihi oleh siapapun di dunia ini. Saya sendirian. Saya kesepian. Saya capek. Apakah Tuhan mengasihi saya?? Dan Tuhan membuat saya mengingat begitu banyaknya orang yang pernah datang dan meninggalkan jejak yang tidak akan pernah hilang dalam hati saya karena kasih mereka bagi saya. Tapi hal itu belumlah dapat membuat saya puas.
Malam Valentine itu, saya didoakan oleh Ivanna Muskananfola, Hestin Klaas, Tirsa Kailola, dan Ester Aritonang. Mereka adalah malaikat-malaikat yang sangat cantik diberikan oleh Tuhan untuk mewarnai dan menyemangati saya. Malam itu, badai perdebatan dalam hati saya berangsur-angsur mereda. Dan malam itu saya dapat tidur dengan lebih tenang.
Tanggal 15 Februari, saya menonton sebuah Film berjudul “Love Comes Softly”. Film yang kembali dipakai Tuhan untuk membuat saya mengerti tentang kebenaran KasihNya. Sebuah kalimat yang sudah sering saya dengar namun entah mengapa, pada saat itu kalimat itu membuat saya menangis karena kesederhanaan kalimat tersebut itu seperti sebuah bisikan lembut dari Tuhan bagi saya. Seperti ini kalimatnya :
The TRUTH of God's LOVE is not that HE allows bad things to happen BUT It's HIS PROMISE that HE will be there with us.
Quote di atas ini menjadi suatu jawaban tentang suatu KASIH yang tidak pernah akan meninggalkan saya. Karena Pribadi dan Janji itu selalu bersama-sama dengan setiap anak Tuhan yang pernah menerima Yesus sebagai TUHAN dan JURUSLAMAT.
Masalah seberat apapun..
Kenyataan sepahit apapun..
Pergumulan selama apapun..
IA berjanji bahwa kita tidak pernah sendirian menghadapi dan menanggung semuanya itu.
IA adalah ALLAH yang selalu bersama kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian dalam menghadapi segala hal..