Teman..
Pernah merasa takut??
Jawabannya, pastilah...
Oo.. Salah.. Pertanyaan yang tepat adalah apakah anda adalah orang yang 'sering' merasa takut??
Saya sangat yakin, kita semua mempunyai satu titik gelap dan kelam yang akan terus mengitari kehidupan kita. Kita bisa saja takut dan khawatir tentang masa depan, masa lalu, orang-orang yang dikasihi, kehilangan seseorang atau hak milik, masalah/konflik, kegagalan atau apapun itu.
Semua orang pasti mempunyai rasa takut/khawatir paling sedikit satu hal dalam hidup.
Semua orang pasti mempunyai rasa takut/khawatir paling sedikit satu hal dalam hidup.
Mungkin saat ini kita berhasil mengatasinya, tetapi pernah mengalami atau tidak, titik itu akan kembali membayangi kita, dengan cara yang sama atau dengan bungkusan yang berbeda.
Itulah sebabnya saya membedakannya, mempunyai rasa takut itu wajar bagi semua orang. Tetapi sering dikuasai oleh rasa takut dan khawatir itu adalah pilihan.
Rasa takut itu muncul karena suatu defisit yang sadar atau tidak disadari merupakan akibat dari semua ketimpangan dan tidak idealnya lingkungan dan manusia yang ada di sekitar kita.
Hmm.. Saya 'sering' merasa takut. Takut gagal. Akhirnya takut memilih. Takut sesuatu yg buruk terjadi pada orang-orang yg saya kasihi. Takut menghadapi masalah dengan orang-orang terdekat.
Aneh yah? Itulah 'giant-giant' dalam pikiran saya..
Nats saat teduh pagi hari ini, mengingatkan saya :
And who of you by worrying and being anxious can add one unit of measure to his stature or to the span of his life? (Matt 6:27)
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Do not worry about tomorrow, for tomorrow will worry about its own things.
Sufficient for the day is its own trouble” (Matt. 6:34).
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
This was His wise conclusion to His teaching
on the debilitating power of worry.
Worry doesn’t accomplish anything positive;
it just adds to the sense that we are drowning in the troubles we are facing.
We must take things as they come—one day at a time—and trust Him for the wisdom to respond properly.
Inilah kesimpulan bijaksana dari pengajaran Tuhan Yesus tentang kekuatan untuk melemahkan kekhawatiran. Kekhawatiran tidak menambah sesuatu yang positif, hanya akan membawa kita tenggelam semakin dalam pada masalah yang kita hadapi.
Kita harus menghadapi masalah sebagaimana saat mereka datang dan percayalah bahwa IA akan memberikan kebijaksanaan untuk merespon dengan tepat.
on the debilitating power of worry.
Worry doesn’t accomplish anything positive;
it just adds to the sense that we are drowning in the troubles we are facing.
We must take things as they come—one day at a time—and trust Him for the wisdom to respond properly.
Inilah kesimpulan bijaksana dari pengajaran Tuhan Yesus tentang kekuatan untuk melemahkan kekhawatiran. Kekhawatiran tidak menambah sesuatu yang positif, hanya akan membawa kita tenggelam semakin dalam pada masalah yang kita hadapi.
Kita harus menghadapi masalah sebagaimana saat mereka datang dan percayalah bahwa IA akan memberikan kebijaksanaan untuk merespon dengan tepat.
Memang benar, hari ini, saat ini, apabila saya sedang takut dan khawatir maka otomatis saya akan kehilangan damai sejahtera dan sukacita. Jika kita memilih untuk khawatir atau takut, maka hal itu hanya akan menambah beratnya realita yg sebenarnya harus kita hadapi. Bahkan saya mendapati, banyak sekali hal yg saya takutkan dan khawatirkan adalah hal-hal yang tidak pernah terjadi dalam hidup saya. Ketakutan dan kekhawatiran tidak menambah apapun yang baik dalam hidup kita, selain menambahkan beratnya beban yang harus kita tanggung.
Menariknya bagian ini karena kunci damai sejahtera yang akan menepis semua ketakutan dan kekhawatiran ada di ayat 33 :
But seek (aim at and strive after) first of all His kingdom and
His righteousness (His way of doing and being right),
and then all these things taken together will be given you besides.
His righteousness (His way of doing and being right),
and then all these things taken together will be given you besides.
(Matt 6:33)
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-nya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-nya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Teman saya bernama Eka Christa, sewaktu kami berdua sharing bersama di Solaria.. Dia mengumpamakan kepada saya mencari nilai Kerajaan Allah dan kebenaranNya itu seperti sebuah magnet.
Ketika kita mendapatkan magnet itu, maka semua hal lainnya akan otomatis dipengaruhi oleh gaya tarik magnet, dan segera akan mengikuti dimana kita berada.
Hal ini bukan berarti, bahwa ketika kita melakukan pelayanan kepada Tuhan maka semua hal bisa kita peroleh. Hal ini sama sekali bukan bicara tentang aktivitas tetapi suatu kepentingan kekal yang tercermin dalam nila-nilai Kerajaan Allah yang harus diusahakan dalam segenap kehidupan kita. Pentingkan itu, utamakan hal-hal tersebut. Mengusahakan nilai-nilai Kerajaan Allah seperti Kasih, Kebenaran, Keadilan, Kekudusan dan lain sebagainya. Sepanjang kita mengutamakan hal-hal ini dalam hidup kita, janji bahwa kebahagiaan dan damai sejahtera itu akan tetap tinggal dalam hati kita menjadi hak kita.
Dengan demikian saya mengupdate status Facebook saya pada hari ini :
Kunci untuk tidak merasa khawatir dan takut adalah dengan merasakan damai sejahtera dan kebahagiaan. Dan damai sejahtera dan kebahagiaan yang sejati itu hanya ditemukan dalam pribadi orang-orang yang mengenal Tuhan (IMAN) dan mengusahakan nilai-nilai Kerajaan Allah (KEBENARAN) di dalam kehidupannya.