pages

March 28, 2013

27: S.T.R.O.N.G.E.R

Ini tahun yang berat sekaligus tahun yang memberi proses luar biasa dalam hidup saya.
Mungkin ini tahun dimana saya mengeluarkan air mata terbanyak sepanjang hidup saya.
Sebenarnya saya tidak ingin menulis tentang hal ini, karena saya tidak nyaman melakukannya. Namun, ketika saya mengingat lagi tentang tujuan menulis di blog ini sebagai salah satu komitmen saya untuk membuat prasasti kehidupan saya dapat terdokumentasi selain jurnal harian saya, maka hal ini wajib saya lakukan.

Kegagalan Relasi

 "Menangis itu  Kejujuran. 
Saya menangis karena hanya air mata yang sanggup mengerti apa kata hati."

Teman baik saya, Ade Manu Gah pernah bilang, Maya kamu ini terlihat keras, tapi sebenarnya polos. Sisca Mali pernah bilang, Maya kamu akan dikikis habis karena idealisme-mu terlalu tinggi, realita akan mengikis semuanya, tapi disitulah kamu akan menjadi kuat seutuhnya.

Saya mulai menyusun profil 'keluarga masa depan' sejak tahun 2004. Dibekali dengan realita keluarga (broken home) dan banyak penyimpangan profil 'keluarga' yang saya lihat di sekitar saya membawa saya bisa memahami dengan serius prinsip kebenaran yang saya dapatkan selama berkuliah di Petra. Semua teman lelaki atau kakak-kakak lelaki, selalu saya tempatkan sebagai saudara dan dalam persahabatan yang murni. Saya dengan cepat menolak dan mengklarifikasi jika saya melihat ada sinyal-sinyal berlebihan sebagai seorang teman. ha ha ha.. Sampai-sampai waktu kuliah, teman-teman saya bilang kalau laki-laki akan gemetar dan kabur duluan sebelum katakan cinta kepada saya. *___^

Sampai akhirnya di tahun 2011, saya bertemu dengan yang satu ini dan memulai komitmen pacaran dengannya. Setahun bergumul tentang kepindahan dari Surabaya ke Denpasar, yang akhirnya membawa saya sampai ke pulau Dewata ini. Dan impian yang besar untuk beradaptasi dan saling mengenal dengan baik harus diganti dengan kenyataan pahit yang harus saya temukan sendiri. Hati saya hancur berkeping-keping ketika menyadari bahwa pasangan saya menyukai dan terlibat ikatan emosional dengan orang lain dan mendengarkan pengakuannya bagaikan disambar petir di siang hari.

Mengakui kebenaran memang sulit..
Tapi menerima kebenaran jauh lebih sulit..
Saya belajar berbulan-bulan untuk mengampuni dan memberi kesempatan kedua, ketiga..
Berusaha.. berusaha lagi.. Sampai pada akhirnya, saya harus meyelamatkan diri saya sendiri dari bahaya yang lebih besar lagi.. Saya harus berhenti..
BERHENTI.. MENYERAH.. Adalah kata-kata yang tidak ingin saya koleksi dalam kamus kehidupan saya.. Namun, saat ini, saya harus benar-benar berhenti..



Saat menjalani, saya menangis.. Namun, saat berhenti pun sakitnya semakin menjadi-jadi.. Sakit yang paling sakit, tapi menjadi sakit hati yang terakhir.
Akhirnya, saya mengerti, bahwa kegagalan relasi ini bukan untuk disesali tapi diterima dan disyukuri.. Dengan berkata 'tidak', saya memberi penghargaan pada diri saya untuk memilih apa yang saya hargai. Dengan berkata 'berhenti', saya memberi pelajaran bagi diri saya tentang apa arti memperjuangkan perjuangan yang baik dan menghentikan perjuangan yang tidak seharusnya diperjuangkan.

Kesembuhan itu pekerjaan Tuhan dalam dimensi waktu Ilahi yang tak terbatas. Saya tidak menyesal, karena what doesn't KILL you makes you S.T.R.O.N.G.E.R.
Pelajaran kehidupan yang berat selalu melalui kesulitan.. 
Dan Tuhan mengobrak-abrik karakter, prinsip, perspektif saya dalam bagian ini..

Seorang lelaki tidak akan berubah untuk wanitanya..
Dia HANYA dan HARUS berubah untuk dirinya sendiri..  
Ada saatnya saya merasa, mereka akan berubah, dan itu hanyalah masalah waktu..
Namun, waktu itu tak ada yang tahu. Mungkin waktu itu, ketika dia masih ada di samping kita atau justru waktu itu tiba saat mereka ada di samping orang lain.
Tapi Tuhan tidak pernah salah memimpin ataupun mengarahkan..
Kitalah yang salah mengartikan atau mempersepsikan hal itu..  
Dan saya memutuskan untuk menutup bagian ini dengan syukur.. 

Soul Sister



Di gereja Global Church, beberapa wanita berhati misi dari western (Australian, American) dan Indonesia berkumpul dan menjalin persahabatan dalam Tuhan.
Kami telah menjalin relasi selama hampir setahun. Saya menemukan saudari-saudari dalam Tuhan seperti Marcia, Natalia, Paula, Esther, Kristi, Julie, Jennie..
Wanita-wanita yang mengasihi Kristus dan hidup penuh pengabdian pada Tuhan.

Berada di tengah mereka seperti berada di tengah kumpulan berlian mahal, dan saya pun ikutan bersinar karena aura mereka.. *___*
Hal ini tidak berlebihan, karena memang begitulah adanya.
5-10 menit mereka berbicara, anda pasti merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam diri mereka. Mereka bukan perempuan sempurna tanpa kesalahan. 
Mereka justru menjadi bersinar karena belajar dari kesalahan. Marcia dan Nat, adalah orang yang selalu menemani saya dan memeluk saya dengan doa mereka pasca putus dengan pacar saya. Dan di sinilah, makna persahabatan dalam Kristus benar-benar saya rasakan. 
Proses penyembuhan dan kembali menatap kepada kehendak Tuhan dalam hidup, itu yang membuat saya bersyukur memiliki mereka dalam hidup saya.

Avilla One



Kalau memikirkan tentang Avilla, karakter bos-bos, dan kepindahan dari sekretaris menjadi  HR Coordinator, memang bukanlah sebuah kebetulan. Kebetulan-kebetulan yang terlalu betul, membuat saya yakin semua ini sudah diatur oleh Tuhan.

Salah satu program dasar setiap hari adalah M3 (MORNING MOTIVATIONAL MOMENT) dan program setiap hari Sabtu S3 (SATURDAY SPIRITUAL SHARING) menjadi sebuah budaya yang diterapkan di perusahaan ini, dan saya diberikan kepercayaan untuk mengkoordinir acara ini. Saya confident dengan apa yang saya kerjakan. Saya mencintai pekerjaan saya. Saya menikmati mengurus orang. Memotivasi orang. Menggembalakan orang. 


Pantai Kuta - Tempat Refleksi Favorit



Untuk ke pantai Kuta saya hanya perlu berjalan kaki selama 15 menit dari kos. Sambil jalan, saya sering mendengarkan lagu favourite saya dengan head set. Ketika musik ON, film dimulai.. Film di kepala saya tentang semua hal. Saya sering memperhatikan orang-orang di jalan (ekpresi wajah, sikap tubuh mereka), memperhatikan dedaunan dan pepohonan (keindahan dan perjuangan mereka untuk tetap bertahan bertumbuh di pinggir bangunan-bangunan).

Saya juga banyak berbicara dengan Tuhan dalam perjalanan ini. Saya menikmati kehadiran-Nya dalam setiap bentuk proses hidup. Dan itu lebih dari cukup untuk membuat saya berbahagia berada di titik ini.



You can suffer the pain of change or suffer remaining the way you are.
Courage is fear that has said its prayers and decided to go forward anyway.


Thank God,
Maya


March 20, 2013

Avilla Bagi Kemuliaan Tuhan

"I've seen for the first time 

that God can breathe life into the work I do."


I praise God because He always lead me to the 'right' place. This is what I called as the right place for me. I proud to say that this is the best workplace that I ever had. I honour the boss, core value, and the process in Avilla.

S3
Saturday Spiritual Sharing






M3
Morning Motivational Moment




C3
Culture Cell





Day 3. What Drives Your Life?



You, LORD, give perfect peace 
to those who keep their purpose firm 
and put their trust in You.
- Isaiah 26:3 -


Here are 5 most common things that drives someone life:

1. Driven by guilt
They spent their entire lives running from regrets and hiding their shame. Guilt-driven people are manipulated by memories. They allow their past to control their future. They often unconsciously punish themselves by sabotaging their own success.

2. Driven by resentment and anger
They hold on to hurts and never get over them. Instead of releasing their pain through forgiveness, they rehearse it over and over in their minds. Some resentment-driven people 'clam up' and internalise their anger, while others 'blow up' and explode it onto others. Both responses are unhealthy and unhelpful. Resentment always hurts you more than it does the person you resent.

3. Driven by fear
Their fears may be a result of a traumatic experience, unrealistic expectations, growing up in a high-control home, or even genetic predisposition. Fear-driven people often miss great opportunities because they're afraid to venture out. Fear is a self-imposed prison that will keep you from becoming what God intends for you to be. You must move against it with the weapons of faith and love.

4. Driven by materialism
This drive to always want more is based on the misconceptions that having more will make me more happy, more important, and more secure. Possessions only provide temporary happiness.

5. Driven by the need for approval
They allow the expectations of parents or spouses or children or teachers or friends to control their lives. Others are driven by peer pressure, always worried by what others might think. Those who follow the crowd usually get lost in it. 


The benefit of knowing your life's purpose:

1. Gives meaning to your life
We were made to have meaning. Without God, life has no purpose, and without purpose, life has no meaning. Without meaning, life has no significance or hope.

2. Simplifies your life
It defines what you do and what you don't do. Your purpose becomes the standard you use to evaluate which activities are essential and which aren't. Without a clear purpose you have no foundation on which you base decisions, allocate your time, and use your resources.

3. Focuses your life
It concentrates your effort and energy on what's important. You become effective by being selective. It's human nature to get distracted by minor issues. Without a clear purpose, you will keep changing everything, hoping each change will settle the confusion or fill the emptiness in your heart.

4. Motivates your life  
Purpose always produces passion. Nothing energies like a clear purpose.

5. Prepares you for eternity

Many people spend their lives trying to create a lasting legacy on earth. They want to be remembered when they're gone. The ultimately matters most will not be what others say about your life but what God says.


2 questions that you have to answer when you stand before God:

1. What did you do with my Son, Jesus Christ?

God won't ask about your religious background or doctrinal views. The only thing that will matter is, did you accept what Jesus did for you and did you learn to love and trust Him?

2. What did you do with what I gave you?

What did you do with your life - all the gifts, talents, opportunities, energy, relationship, and resources God gave you? Did you spend them on yourself, or did you use them for the purposes God made you for?


The first question will determine 
where you spend eternity.


The second question will determine 
what you do in eternity.


Be ready to answer those both questions.





God bless,

Maya