pages

April 25, 2011

KASIH masih ada.. Perubahan masih mungkin..


Dear Readers..


Bagi saya, hidup itu seperti sebuah perjalanan petualangan yang penuh misteri.
Banyak kejutan yang bisa terjadi. Kejutan-kejutan itu merupakan peristiwa yang membawa suka dan duka, yang terkait dengan orang, perilaku, tempat dan waktu.
Dan sebenarnya kejutan-kejutan itu merupakan hadiah yang indah jika kita merespon dengan tepat sesuai dengan maksud hadiah itu diberikan.
Kumpulan kejutan-kejutan itulah yang memperindah hidup ini. Tanpa kejutan-kejutan itu, hidup hanya akan menjadi perjalanan datar dan tidak berbekas.

Dengan cara memandang seperti itulah, saya menyadari perlunya menikmati setiap momen bersama dengan orang lain dalam suasana, tempat dan waktu tertentu.
Kali ini saya ingin membagikan suatu hasil perenungan dari pembicaraan dari seseorang yang saya temui.

Kemarin setelah mengikuti Kebaktian Paskah di gereja bersama saudari-saudari cantik dan terindah yang pernah kumiliki Ivanna Muskananfola, Hestin Klaas, dan Tirsana Kailola, kami sengaja membuntuti satu pasangan lansia yang sedang berpegangan tangan di depan kami. Kebetulan dalam merayakan Paskah, pihak gereja menyediakan jamuan sederhana sehingga kami pun dengan bersemangat mengayunkan langkah menuju tempat jamuan tersebut. Dan disitulah kami bertemu dengan pasangan lansia Opa Jonathan dan Oma Lidia yang sangat menginspirasi kami.



Pemandangan di depan kami sangat menarik, untuk itu dengan cepat kami merencanakan agar bisa duduk bersama mereka. Bagaimana tidak menarik?? Bayangkan saja, opa dan oma ini sama-sama terlihat sulit berjalan. Walaupun begitu, mereka tetap bersemangat melemparkan senyuman luar biasa kepada setiap jemaat yang mereka temui.


Singkat cerita, kami berempat duduk semeja dengan pasangan tersebut, dan percakapan pun dimulai. Sambil menikmati secangkir teh panas dan sepotong kue berisi saus, kami mencoba menyusuri perjalanan kehidupan Opa Jo dan Oma Lidia dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya memaksa secara ‘halus’ bagi Opa Jo untuk menceritakan sedikit dari petualangan kehidupannya.

Dan Opa Jo pun mulai bercerita, tentang pertemuannya dengan Oma Lidia semenjak Pemerintahan Kolonial Belanda masih menguasai negeri ini. Mereka adalah teman kerja pada waktu itu. Sambil menatap istrinya yang masih meninggalkan bekas kecantikan yang amat sangat itu, ia menceritakan bagaimana karakter oma yang begitu kuat dapat membuatnya bertekuk lutut tak berdaya untuk mendapatkan hati oma Lidia. Ia bercerita bagaimana tegasnya oma berargumen dengan prajurit Kolonial tanpa sedikit pun rasa takut. Padahal pada waktu itu, semua pria yg berani membalas perkataan mereka bisa disiksa habis-habisan. Perjuangan opa untuk mendapatkan perhatian oma pun dimulai. Walaupun harus mengayuh sepeda ontel dari Kenjeran sampai ke Dharmawangsa - Kota Surabaya setiap hari untuk menjemput wanita dambaannya, hal itu bukanlah sebuah pengorbanan yang terlalu besar baginya (Sampai sini, kami berempat sudah tersipu malu-malu karena terkesima dengan cerita dari Opa Jo).

Tanggal 20 Mei 2011 ini, usia pernikahan mereka genap berumur 60 tahun. Namun usia pernikahan yang sudah selama itu, tidak mengurangi sedikit pun keromantisan di antara mereka. Oma Lidia sudah tidak bisa berbicara dengan jelas, namun dengan sabar opa terus mendampinginya. Memegang gelas berisi teh dan menolong oma untuk bisa meminum dengan tenang dan lembut. Kami terus memperhatikan, bagaimana oma banyak mengoceh namun tak satupun kata yang dikatakannya mampu kami pahami, namun opa mendekatkan wajahnya dan menatap oma sambil berusaha untuk mengerti bahasa isyarat itu dan menerjemahkannya bagi kami.



Aku tak mengenalnya, namun aku tak enggan memegang erat tangannya. Dia memberiku rasa aman. Tak ada tempat ternyaman di dunia ini, selain berada di sisinya.
-Suara hati wanita 86 tahun pengidap Alzheimer-


Usut punya usut, Oma Lidia telah mengidap penyakit Alzheimer sejak tahun 1992. Sejak saat itu, oma mengalami gangguan memori yang mempengaruhi semua aspek kehidupannya. Mengalami perubahan mood, kepribadian, kesulitan berpikir dan berbicara, dan akhirnya tidak mampu mengurusi diri sendiri. Dan yang lebih parah, oma mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang yang membuatnya juga tidak mengenal siapa Opa Jonathan.


Opa Jo bercerita kepada kami, tentang suatu kejadian yang lucu ketika oma mulai terkena dampak penyakit ini. Oma menceritakan hal-hal yang jelek tentang opa kepada para tetangga dan menganggap opa sebagai orang asing yang berada di rumahnya. Spontan kami pun, tertawa besar, opa pun ikut tertawa sambil menatap oma dengan kedalaman bahasa jiwa yang tidak mampu saya deskripsikan, yah saya hanya bisa merasakannya. Untuk kondisi sekarang ini, opa mengatakan bahwa oma sudah lama melupakan dirinya. Bahkan nama Opa Jonathan pun tak mampu diingat oleh oma. Oma hanya mengingat siapa namanya, “Lidia”, hanya itu. Namun, hal itu tidak pernah mengubah sedikit pun rasa cinta, penghormatan dan kekagumannya kepada pribadi oma.

Kisah cinta Opa Jonathan dan Oma Lidia yang telah mengarungi bahtera Rumah Tangga selama 60 tahun memberi kami suatu pelajaran hidup yang sangat berharga bahwa KASIH tanpa syarat itu benar-benar masih ada di dunia yang penuh 'syarat' ini. Akhir-akhir ini sepertinya sulit menemukan kisah cinta seperti ini di tengah dunia yang sedang berlari menuju ambang kehancuran. Dunia sedang kehilangan penghargaan terhadap CINTA. Dengan penuh ke’egoisan dan keangkuhan, cinta itu diucapkan. Namun sang pengikrar cinta dengan cepat menodai janji setia itu sendiri.

Janji kasih dan setia antara pria dan wanita, hanya menjadi kisah romantisme memuakkan di zaman ini. Kabar tentang perselingkuhan, pelecehan seksual dan perceraian serasa menjadi trend berita paling menggiurkan untuk disajikan. Janji kasih dan setia antara pejabat Negara dan Ibu pertiwi, menjadi kisah cinta ternoda yang sangat menjijikkan. Apalagi janji kasih dan setia orang yang mengaku pengikut Kristus kepada Tuhan-Nya. Ini janji setia yang paling banyak dipermalukan di muka bumi ini.


Perenungan dari Our Daily Bread tanggal 24 April 2011 kali ini mengatakan :
Namun, jika Yesus mengalahkan maut, semua yang dikatakan-Nya tentang pengampunan, kuasa perubahan, dan kehidupan kekal itu adalah sesuatu yang nyata.
Karena Kristus telah bangkit dan hidup hari ini, inilah kabar terindah yang memang jadi kenyataan!
Kebangkitan Kristus adalah suatu fakta sejarah yang menuntut orang memberi tanggapan dalam iman.




Yah.. Realita saat ini membuat dunia semakin ragu akan kekuatan KASIH. Namun, percayalah bahwa KASIH itu masih ada di dalam iman akan perubahan yang lebih baik. Kuasa cinta yang mampu mengubahkan yang telah rusak dan mendamaikan yang berseteru. Dan refleksi Paskah menjawab dan membuktikan bahwa apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang pengampunan, kuasa perubahan dan kehidupan kekal itu sesuatu yang nyata. Karena Allah adalah KASIH sehingga bukti dan jejak tentang KASIH tertinggi itu dapat kita temui walaupun di tengah dunia yang rusak dan kacau ini. Masih ada cinta yang berkuasa mengampuni, menyentuh hati dan mengubahkan hidup orang banyak. Masih ada harapan tentang perubahan akan kondisi yang lebih baik di masa depan.


Ketika KASIH itu harus diuji dengan panjangnya dimensi waktu dan tak terduganya setiap proses kehidupan yang mungkin akan semakin terpuruk dan menyedihkan, apakah KASIH itu masih terpatri dengan gagahnya di dalam kalbu sang pengikrar janji??
Menatap kepada masa depan. Menyorot kepada perubahan. Menjiwai kasih dalam setiap helaan napas. Karena keyakinan itu didasarkan pada suatu kepercayaan bahwa akan datang suatu masa pemulihan menyeluruh bagi dunia ketika Raja di atas segala raja itu datang kembali untuk kedua kalinya ke dalam dunia untuk memulihkan dan memerintah dengan kasih, keadilan dan kebenaran sampai selama-lamanya.

Selamat PASKAH 2011!!







April 19, 2011

True Beauty Is Found Inside

Dalam beberapa waktu terakhir ini, saya sedang membaca kembali buku "Lady in Waiting". Saya membeli buku ini sekitar 3 tahun yang lalu, dan sudah 3 kali membacanya dan sangat terberkati dari perenungan-perenungan di dalam buku tersebut.
Buku ini cukup membantu saya untuk kembali mengingat dan memikirkan kualitas apa yg seharusnya dimiliki oleh seorang wanita yang bijaksana. Bijaksana dalam memilih pasangan hidup dan bijaksana dalam memanfaatkan waktu-waktu untuk meningkatkan kualitas karakter dalam menanti Tuhan dan sang Pria Allah. Wanita yang hidup dengan nilai-nilai kekal. Wanita kepunyaan Allah. 



Para wanita jomblo..
Mungkin awal-awalnya kita tidak ambil pusing dengan pendapat orang lain tentang keberadaan  kita yang masih belum berpasangan. Tetapi seiring berjalannya waktu, kita dapat terganggu dengan pendapat mereka.
Kita mulai terusik dengan beberapa pertanyaan maupun sindiran yang mungkin seperti ini :
Aduh, tahun ini sudah berapa nih umurnya?? 
Mana gandengannya? Kok belum pernah kelihatan?
Jgn terlalu menutup diri dan jual mahal, nanti menyesal lho.. Sekarang anak-anak cewek yang muda itu cantik-cantik, nanti stok pria 'bagus'nya habis.. 
Ga ada lelaki yang sempurna, udah pacaran aja dulu, kalau cocok langsung aja nikah..
Jangan terlalu pilih-pilih, kalau ada yang suka, jalan aja dulu.. Nanti baru dilihat lagi cocok atau ga.. 

Huff.. huff.. Bayangkan saja, kalau kita berada di tengah orang-orang yang meluncurkan pertanyaan dan sindiran seperti itu?? Rasanya perlu jawaban sehari deh untuk membungkam mereka. Tapi apakah emang hal itu perlu untuk dilakukan?? Ada beberapa sikap yang bisa saja terjadi. Kita bisa menjadi wanita yang gusar dan kompromi.

Wanita yang gusar
Yang paling pertama, kita bisa menjadi wanita yang mulai gusar karena kondisi kita yang masih jomblo di saat teman-teman yang lain sedang mesra-mesraan dengan pacarnya.. Mulai bertanya, apakah ada yang salah dengan diriku.. Apakah aku memang kurang terbuka, dan itulah yang membuat banyak pria takut mendekatiku? 
Eitzzz.. Stop!! Ini tandanya kamu mulai gusar.. Kamu mulai meragukan proses terbaik yg Allah rancangkan  bagimu pada saat ini..

Wanita yang gusar, akan mulai membandingkan dirinya dengan teman wanita lainnya dan cenderung mengasihani diri, menyalahkan sesuatu atau mempertanyakan sesuatu di dalam dirinya.. Mulai gusar kalau mendengar teman di sebelah kamarnya mulai bercanda tawa dengan pacarnya. Mulai gusar untuk memikirkan kegiatan setiap malam minggu.. Mulai memperbaiki potongan rambut, mulai belajar berdandan, mengganti stok pakaian dengan gaya terbaru.. Eeehh.. Bukan itu ga penting untuk dilakukan yah, cuman kalau motivasinya hanya agar kamu bisa menarik perhatian lelaki dan cepat mendapat pacar, Itu SALAH besar.. Kita perlu untuk tampil dengan baik, rapi dan enak dilihat bukan untuk menarik perhatian tapi itu merupakan bagian dari pembawaan diri.. Penampilan bisa saja menunjukkan kepribadian orang tetapi penampilan 'tidak selalu' menunjukkan personalitas.. Banyak wanita
zaman ini yang keasyikkan menghias penampilan luar dan lupa merawat hati dan karakternya. 

Wanita yang kompromi
Respon kedua yang mungkin terjadi adalah kita mulai menurunkan standar kualitas pasangan hidup. Mulai kompromi dengan beberapa pria yang sedang mendekati kita. Mulai merasionalisasikan setiap kenyataan yang kita lihat tentang pria yang sedang mengejar kita dengan kriteria-kriteria pasangan hidup yang pernah kita buat. Kita cederung ingin mempercepat proses pertemanan menjadi proses pacaran. Padahal, kita baru mengenal tampilan luarnya saja, namun dengan percaya dirinya kita berpikir bahwa kita sudah mengenal pria itu sepenuhnya. Itulah dia. Saya yakin dia berkata jujur. Saya bisa merasakannya. Ini pernyataan-pernyataan penuh kepercayaan diri yang bisa dilakukan oleh kita. 

Sekali lagi saya bukannya tidak mempercayai suara hati dan perasaan seorang wanita. Namun, dalam kondisi seperti ini kita perlu tetap memberikan ruang gerak yang luas dan waktu yang tidak terbatas untuk mendoakan semua yang kita rasakan. Jangan bertindak sebelum waktunya. Jangan mendahului pimpinan Tuhan. Mungkin hal ini sangat abstrak, namun kalau seandainya kita punya waktu yang lebih banyak untuk berdoa maka saya yakin kita bisa dapat mengerti bagaimana tidak bertindak mendahului pimpinan Tuhan. PimpinanNya yang sangat natural. Yang ada dalam doa dan kriteria-kriteria yang selama ini kita doakan sebelum pria itu datang. Percaya dan doakan hal itu lebih lagi. Sang pria itu akan menjadi orang yang tepat, yang datang di saat yang tepat dan dengan cara yang tepat. Kalau dia orang yang tepat maka kita tidak perlu menurunkan standar kriteria yang kita doakan sebelumnya. Saat yang tepat kalau kita merefleksikan kesiapan kita di hadapan Tuhan dan kita pun yakin Tuhan menyetujui bahwa ini memang waktunya untuk berproses bersamanya. Tentunya hal ini dinilai dari kondisi kerohanian kita yang sedang sehat dan terjaga. Dengan cara yang tepat adalah bagaimana cara kita menikmati setiap tahapan alur proses yang benar. Tidak terburu-buru segera naik level kedekatan. Perlu untuk menikmati proses mengenal dan bertumbuh bersama yang pastinya menempuh waktu yang lebih lama.


Mempersiapkan diri menjadi wanita yang terbaik untuk pasangan hidup
Saya pernah mendengar sesorang berkata kepada saya :
Kalau belum menikah, kita perlu memilih yang terbaik di antara yang baik.
Kalau sudah menikah, kita perlu mengusahakan yang terbaik. Apapun yang terjadi berusaha menjadi yang terbaik untuk pasangan kita.

Pada waktu itu, saya mengatakan bahwa saya sepakat dengannya. Namun setelah saya berpikir lagi, saya merasa pernyataan itu kurang lengkap. 
Saya rasa walaupun belum menikah, fokus kita yang utama bukanlah bagaimana akan memilih yang terbaik. Hal itu memang penting namun yang lebih utama dan yang jauh lebih penting adalah bagaimana mempersiapkan diri menjadi yang terbaik bagi pasangan hidup kita. Karena orang yang terbaik menurut kita dan menurut Tuhan mungkin saja berbeda (eits,, ini ada sesi khusus). Tetapi, definisi Tuhan agar kita menjadi pribadi terbaik tidak mungkin ambigu. 

Jadi ingat ayat ini :

Charm and grace are deceptive, 
and beauty is vain [because it is not lasting], 
but a woman who reverently and worshipfully fears the Lord, 
she shall be praised!
Proverbs 31: 30

Kemolekan adalah bohong,
 dan kecantikan sia-sia [karena kedua hal ini tidak kekal], 
namun seorang wanita yang penuh hormat 
dan takut akan Tuhan akan dipuji-puji.
Amsal 31:30

Intinya jangan gusar karena hal-hal yang lahiriah, dengan hal-hal yang gak esensi. Jangan sedikit pun berkompromi dengan apa yang ga benar. Kriteria pasangan hidup yang detail dan proses seleksi ketat yang kita doakan tidak mempersulit kita untuk memilih dan mendapatkannya, justru akan mempermudah kita untuk menemukannya di antara banyak pilihan yang ada. Arahkan waktu dan perhatian untuk membangun hal-hal yang tidak mudah hilang di dalam dirimu.  Kecantikkan sejati akan ditemukan dalam karakter seorang wanita. Karakter yang menghormati dan takut akan Allah. Ketaatan dan kesetiaan yang dinikmati dalam setiap proses kehidupan. Biarkan waktu menemani sang Pria itu untuk mendalami kekayaan harta karun yang dimiliki seorang wanita Allah. Nantinya, seorang suami dan anak-anak akan memuji istri dan ibu mereka bukan karena ia cantik dan rupawan tetapi karena mereka merasakan nilai-nilai Kerajaan Allah yang nyata dari kehidupan istri dan ibu mereka.

Salam buat semua wanita kepunyaan Allah.
Teruslah fokus untuk mempersiapkan diri bukan hanya untuk sang pria Allah yang akan datang tetapi terlebih jauh daripada itu, mempersiapkan diri menjadi wanita bijaksana yang menanti kedatangan Sang Mempelai Agung - Tuhan Yesus Kristus.

Dear Lord, help us see
True beauty is found inside
When we, woman of God, develop godly Character in our life
And are clothed with Jesus Christ.