Dalam beberapa waktu terakhir ini, saya sedang membaca kembali buku "Lady in Waiting". Saya membeli buku ini sekitar 3 tahun yang lalu, dan sudah 3 kali membacanya dan sangat terberkati dari perenungan-perenungan di dalam buku tersebut.
Buku ini cukup membantu saya untuk kembali mengingat dan memikirkan kualitas apa yg seharusnya dimiliki oleh seorang wanita yang bijaksana. Bijaksana dalam memilih pasangan hidup dan bijaksana dalam memanfaatkan waktu-waktu untuk meningkatkan kualitas karakter dalam menanti Tuhan dan sang Pria Allah. Wanita yang hidup dengan nilai-nilai kekal. Wanita kepunyaan Allah.
Para wanita jomblo..
Mungkin awal-awalnya kita tidak ambil pusing dengan pendapat orang lain tentang keberadaan kita yang masih belum berpasangan. Tetapi seiring berjalannya waktu, kita dapat terganggu dengan pendapat mereka.
Kita mulai terusik dengan beberapa pertanyaan maupun sindiran yang mungkin seperti ini :
Aduh, tahun ini sudah berapa nih umurnya??
Mana gandengannya? Kok belum pernah kelihatan?
Jgn terlalu menutup diri dan jual mahal, nanti menyesal lho.. Sekarang anak-anak cewek yang muda itu cantik-cantik, nanti stok pria 'bagus'nya habis..
Ga ada lelaki yang sempurna, udah pacaran aja dulu, kalau cocok langsung aja nikah..
Jangan terlalu pilih-pilih, kalau ada yang suka, jalan aja dulu.. Nanti baru dilihat lagi cocok atau ga..
Huff.. huff.. Bayangkan saja, kalau kita berada di tengah orang-orang yang meluncurkan pertanyaan dan sindiran seperti itu?? Rasanya perlu jawaban sehari deh untuk membungkam mereka. Tapi apakah emang hal itu perlu untuk dilakukan?? Ada beberapa sikap yang bisa saja terjadi. Kita bisa menjadi wanita yang gusar dan kompromi.
Wanita yang gusar
Yang paling pertama, kita bisa menjadi wanita yang mulai gusar karena kondisi kita yang masih jomblo di saat teman-teman yang lain sedang mesra-mesraan dengan pacarnya.. Mulai bertanya, apakah ada yang salah dengan diriku.. Apakah aku memang kurang terbuka, dan itulah yang membuat banyak pria takut mendekatiku?
Eitzzz.. Stop!! Ini tandanya kamu mulai gusar.. Kamu mulai meragukan proses terbaik yg Allah rancangkan bagimu pada saat ini..
Wanita yang gusar, akan mulai membandingkan dirinya dengan teman wanita lainnya dan cenderung mengasihani diri, menyalahkan sesuatu atau mempertanyakan sesuatu di dalam dirinya.. Mulai gusar kalau mendengar teman di sebelah kamarnya mulai bercanda tawa dengan pacarnya. Mulai gusar untuk memikirkan kegiatan setiap malam minggu.. Mulai memperbaiki potongan rambut, mulai belajar berdandan, mengganti stok pakaian dengan gaya terbaru.. Eeehh.. Bukan itu ga penting untuk dilakukan yah, cuman kalau motivasinya hanya agar kamu bisa menarik perhatian lelaki dan cepat mendapat pacar, Itu SALAH besar.. Kita perlu untuk tampil dengan baik, rapi dan enak dilihat bukan untuk menarik perhatian tapi itu merupakan bagian dari pembawaan diri.. Penampilan bisa saja menunjukkan kepribadian orang tetapi penampilan 'tidak selalu' menunjukkan personalitas.. Banyak wanita
zaman ini yang keasyikkan menghias penampilan luar dan lupa merawat hati dan karakternya.
Wanita yang kompromi
Respon kedua yang mungkin terjadi adalah kita mulai menurunkan standar kualitas pasangan hidup. Mulai kompromi dengan beberapa pria yang sedang mendekati kita. Mulai merasionalisasikan setiap kenyataan yang kita lihat tentang pria yang sedang mengejar kita dengan kriteria-kriteria pasangan hidup yang pernah kita buat. Kita cederung ingin mempercepat proses pertemanan menjadi proses pacaran. Padahal, kita baru mengenal tampilan luarnya saja, namun dengan percaya dirinya kita berpikir bahwa kita sudah mengenal pria itu sepenuhnya. Itulah dia. Saya yakin dia berkata jujur. Saya bisa merasakannya. Ini pernyataan-pernyataan penuh kepercayaan diri yang bisa dilakukan oleh kita.
Sekali lagi saya bukannya tidak mempercayai suara hati dan perasaan seorang wanita. Namun, dalam kondisi seperti ini kita perlu tetap memberikan ruang gerak yang luas dan waktu yang tidak terbatas untuk mendoakan semua yang kita rasakan. Jangan bertindak sebelum waktunya. Jangan mendahului pimpinan Tuhan. Mungkin hal ini sangat abstrak, namun kalau seandainya kita punya waktu yang lebih banyak untuk berdoa maka saya yakin kita bisa dapat mengerti bagaimana tidak bertindak mendahului pimpinan Tuhan. PimpinanNya yang sangat natural. Yang ada dalam doa dan kriteria-kriteria yang selama ini kita doakan sebelum pria itu datang. Percaya dan doakan hal itu lebih lagi. Sang pria itu akan menjadi orang yang tepat, yang datang di saat yang tepat dan dengan cara yang tepat. Kalau dia orang yang tepat maka kita tidak perlu menurunkan standar kriteria yang kita doakan sebelumnya. Saat yang tepat kalau kita merefleksikan kesiapan kita di hadapan Tuhan dan kita pun yakin Tuhan menyetujui bahwa ini memang waktunya untuk berproses bersamanya. Tentunya hal ini dinilai dari kondisi kerohanian kita yang sedang sehat dan terjaga. Dengan cara yang tepat adalah bagaimana cara kita menikmati setiap tahapan alur proses yang benar. Tidak terburu-buru segera naik level kedekatan. Perlu untuk menikmati proses mengenal dan bertumbuh bersama yang pastinya menempuh waktu yang lebih lama.
Mempersiapkan diri menjadi wanita yang terbaik untuk pasangan hidup
Saya pernah mendengar sesorang berkata kepada saya :
Kalau belum menikah, kita perlu memilih yang terbaik di antara yang baik.
Kalau sudah menikah, kita perlu mengusahakan yang terbaik. Apapun yang terjadi berusaha menjadi yang terbaik untuk pasangan kita.
Pada waktu itu, saya mengatakan bahwa saya sepakat dengannya. Namun setelah saya berpikir lagi, saya merasa pernyataan itu kurang lengkap.
Saya rasa walaupun belum menikah, fokus kita yang utama bukanlah bagaimana akan memilih yang terbaik. Hal itu memang penting namun yang lebih utama dan yang jauh lebih penting adalah bagaimana mempersiapkan diri menjadi yang terbaik bagi pasangan hidup kita. Karena orang yang terbaik menurut kita dan menurut Tuhan mungkin saja berbeda (eits,, ini ada sesi khusus). Tetapi, definisi Tuhan agar kita menjadi pribadi terbaik tidak mungkin ambigu.
Jadi ingat ayat ini :
Charm and grace are deceptive,
and beauty is vain [because it is not lasting],
but a woman who reverently and worshipfully fears the Lord,
she shall be praised!
Proverbs 31: 30
Kemolekan adalah bohong,
dan kecantikan sia-sia [karena kedua hal ini tidak kekal],
dan kecantikan sia-sia [karena kedua hal ini tidak kekal],
namun seorang wanita yang penuh hormat
dan takut akan Tuhan akan dipuji-puji.
Amsal 31:30
Intinya jangan gusar karena hal-hal yang lahiriah, dengan hal-hal yang gak esensi. Jangan sedikit pun berkompromi dengan apa yang ga benar. Kriteria pasangan hidup yang detail dan proses seleksi ketat yang kita doakan tidak mempersulit kita untuk memilih dan mendapatkannya, justru akan mempermudah kita untuk menemukannya di antara banyak pilihan yang ada. Arahkan waktu dan perhatian untuk membangun hal-hal yang tidak mudah hilang di dalam dirimu. Kecantikkan sejati akan ditemukan dalam karakter seorang wanita. Karakter yang menghormati dan takut akan Allah. Ketaatan dan kesetiaan yang dinikmati dalam setiap proses kehidupan. Biarkan waktu menemani sang Pria itu untuk mendalami kekayaan harta karun yang dimiliki seorang wanita Allah. Nantinya, seorang suami dan anak-anak akan memuji istri dan ibu mereka bukan karena ia cantik dan rupawan tetapi karena mereka merasakan nilai-nilai Kerajaan Allah yang nyata dari kehidupan istri dan ibu mereka.
Salam buat semua wanita kepunyaan Allah.
Teruslah fokus untuk mempersiapkan diri bukan hanya untuk sang pria Allah yang akan datang tetapi terlebih jauh daripada itu, mempersiapkan diri menjadi wanita bijaksana yang menanti kedatangan Sang Mempelai Agung - Tuhan Yesus Kristus.
Dear Lord, help us see
True beauty is found inside
When we, woman of God, develop godly Character in our life
No comments:
Post a Comment