Title Card of Into The Wild Movie:
There is a pleasure in the pathless woods;
There is a rapture on the lonely shore;
There is society, where none intrudes,
By the deep sea, and music in its roar;
I love not man the less, but Nature more...
- Lord Byron -
Ada kenikmatan dalam hutan yang tak terjamah..
Ada keriangan di tengah pantai yang sepi..
Ada komunitas dimana tak ada pemaksaan..
Pada laut yang dalam, alunan suara dan bunyi gemuruh..
Bukan berarti aku tidak menyukai manusia,
hanya aku lebih menyukai alam..
Sebenarnya saya sudah pernah menonton film ini, entah dimana (mungkin di kos), entah kapan (rasanya waktu kuliah), saya pun melupakannya.. Saya menonton film ini untuk kedua kalinya karena cerita singkat yang diberikan oleh satu teman.. Dan hal ini membuat saya lebih bisa menghayati karakter dan cara pandang sang tokoh utama Christopher McCandless.
Well, saya sangat menganjurkan teman-teman untuk menonton sendiri film ini.. Film yang benar-benar 'ber-isi'.. Membuat kita memikirkan kembali makna kehidupan yg sebenarnya kita cari di tengah nilai kehidupan dangkal yang dibentuk dengan berbagai paham-paham yang berintikan pemuasan hawa nafsu sang superior 'manusia'..
Kalimat di atas adalah salah satu kalimat yang diucapkan oleh Christopher saat ia berargumen dengan Franz, seorang kakek tua yang bertemu Christ di tengah perjalanannya menuju Alaska.. Saya pikir Chris ini tipe orang yang benar-benar berani memaknai hidupnya sendiri walaupun hal itu akan terlihat aneh dan berbeda dengan 'pada umumnya'..
Prinsip yang ia pegang membuat dia berbeda, bukan keinginan untuk tampil berbeda dengan orang lain.. Ia tidak mau hidupnya hanya berakhir dengan memenuhi apa yang dikatakan orang lain, termasuk orang tuanya..
Setelah memberikan gelar 'Sarjana' pada orang tuanya, ia pun memutuskan untuk memulai hidupnya sendiri dengan cara menjalani sesuatu yang memang benar-benar ingin ia lakukan..
Christopher:
I'm going to paraphrase Thoreau here...
Di sekitar kita, terlalu banyak paham, contoh, ide dari setiap manusia yang ingin memaknai hidupnya dengan caranya masing-masing. Berbagai filosofi melatarbelakangi setiap aksi pemaknaan hidup. Banyak alternatif jenis hidup yang bisa saja sesuai dengan yang kita inginkan. Mungkin di sekian banyak pilihan itu, ada tokoh yang kita kagumi cara-nya memaknai kehidupannya. It's OK. Tapi kembali lagi, setiap kehidupan itu unik karena setiap pribadi yang pernah bernafas diciptakan sedemikian spesial oleh Tuhan. Banyak filosofi atau cara pandang orang lain yang dapat menjadi inspirasi bagi kita, namun pemaknaannya tetap harus mengembalikan kita kepada konteks ke'unik'kan kita masing-masing untuk menggenapi tujuan penciptaan-Nya.
Thoreau dan filsuf-filsuf lainnya sudah menemukan, memilih, menjalani, dan mengakhiri kisah hidupnya. Apa yang mereka percayai, itu yang mereka usahakan untuk dihidupi, dan itu telah selesai. Tapi hidup saya dan anda belum selesai. Ayo, bersama-sama mendefinisikan hidup dan nilai apa yang kita pegang. Cara pandang kita akan menentukan Nilai apa yang kita pegang sebagai kebenaran yang absolut. Dengan memegang nilai itu-lah kita akan memaknai hidup ini.
Berikut beberapa quote yang bagus yang saya temui di dalam film ini. Semoga dapat 'mampir sejenak di hati dan pikiran' kita semua.
I read somewhere...
Saya sependapat.. Kita tidak dituntut untuk selalu menjadi kuat atau tampak selalu kuat.. Tetapi, kita memang mengalami segala kondisi sulit untuk merasa kuat.. Merasakan sebuah 'kekuatan' untuk 'dimampukan' melewati semua kondisi yang seterjal apapun yang terjadi di dalam kehidupan ini.
Saya rasa, kita baru bisa benar-benar hidup,
ketika bisa melepaskan pengampunan..
Dan kita baru bisa benar-benar bahagia,
ketika bisa melimpahkan kasih kepada orang lain,
termasuk orang yang menyakiti kita.
Saya merinding ketika mendengarkan kalimat ini.. Ketika ingin melangkah, ketika ingin meraih sesuatu, selalu ada ketakutan.. Selalu ada kekhawatiran yang terbesit..
Ada sesuatu yang lebih besar dari daya khayal dan akal pikiran manusia.
Kehidupan, manusia dan dunia telah memperlihatkan dengan jelas bahwa ada sesuatu yang melebihi segalanya yang mengatur segala kerumitan materi dan sistem di jagad raya ini. Tuhan memang lebih besar daripada akal pikiran manusia. Sehingga tidak semua hal dapat kita pahami dan mengerti dengan akal ini. Namun, jika akal ini dibawa untuk ditundukkan dalam pengenalan akan Tuhan, maka sedikit demi sedikit kita akan mengalami pengenalan dan pencerahan akan semua misteri dan rahasia kehidupan
*(hopefully)
Sang pencipta dapat berbicara kepada manusia lewat segala hal
yang terjadi di sekitar kita.
Well, saya sangat menganjurkan teman-teman untuk menonton sendiri film ini.. Film yang benar-benar 'ber-isi'.. Membuat kita memikirkan kembali makna kehidupan yg sebenarnya kita cari di tengah nilai kehidupan dangkal yang dibentuk dengan berbagai paham-paham yang berintikan pemuasan hawa nafsu sang superior 'manusia'..
Christopher:
'Mr. Franz I think careers are a 20th century invention and I don't want one'..
'Mr. Franz I think careers are a 20th century invention and I don't want one'..
Kalimat di atas adalah salah satu kalimat yang diucapkan oleh Christopher saat ia berargumen dengan Franz, seorang kakek tua yang bertemu Christ di tengah perjalanannya menuju Alaska.. Saya pikir Chris ini tipe orang yang benar-benar berani memaknai hidupnya sendiri walaupun hal itu akan terlihat aneh dan berbeda dengan 'pada umumnya'..
Prinsip yang ia pegang membuat dia berbeda, bukan keinginan untuk tampil berbeda dengan orang lain.. Ia tidak mau hidupnya hanya berakhir dengan memenuhi apa yang dikatakan orang lain, termasuk orang tuanya..
Setelah memberikan gelar 'Sarjana' pada orang tuanya, ia pun memutuskan untuk memulai hidupnya sendiri dengan cara menjalani sesuatu yang memang benar-benar ingin ia lakukan..
Christopher:
I'm going to paraphrase Thoreau here...
Rather than LOVE, than MONEY, than FAITH,
than FAME, than FAIRNESS...
than FAME, than FAIRNESS...
Give me TRUTH.
Click here to Read about Henry David Thoreau
Filosofinya memeluk cita-cita sederhana, hidup mandiri, dan berwawasan. Tulisannya banyak sekali menyoroti aspek dari kesederhanaan hidup, kesombongan yang menjangkit masyarakat sekitarnya dan kebahagiaan dalam kesendiriannya. Thoreau adalah teman dekat dari filsuf transcendentalist besar lainnya, seperti Ralph Waldo Emerson yang esai dan puisi-nya layak dibaca bagi siapapun yang ingin menciptakan bentu-bentuk alternatif hidup.
Lebih dari CINTA,
lebih dari UANG,
lebih dari KEPERCAYAAN,
lebih dari KETENARAN,
lebih dari KEJUJURAN..
Berikan aku KEBENARAN...
Di sekitar kita, terlalu banyak paham, contoh, ide dari setiap manusia yang ingin memaknai hidupnya dengan caranya masing-masing. Berbagai filosofi melatarbelakangi setiap aksi pemaknaan hidup. Banyak alternatif jenis hidup yang bisa saja sesuai dengan yang kita inginkan. Mungkin di sekian banyak pilihan itu, ada tokoh yang kita kagumi cara-nya memaknai kehidupannya. It's OK. Tapi kembali lagi, setiap kehidupan itu unik karena setiap pribadi yang pernah bernafas diciptakan sedemikian spesial oleh Tuhan. Banyak filosofi atau cara pandang orang lain yang dapat menjadi inspirasi bagi kita, namun pemaknaannya tetap harus mengembalikan kita kepada konteks ke'unik'kan kita masing-masing untuk menggenapi tujuan penciptaan-Nya.
Thoreau dan filsuf-filsuf lainnya sudah menemukan, memilih, menjalani, dan mengakhiri kisah hidupnya. Apa yang mereka percayai, itu yang mereka usahakan untuk dihidupi, dan itu telah selesai. Tapi hidup saya dan anda belum selesai. Ayo, bersama-sama mendefinisikan hidup dan nilai apa yang kita pegang. Cara pandang kita akan menentukan Nilai apa yang kita pegang sebagai kebenaran yang absolut. Dengan memegang nilai itu-lah kita akan memaknai hidup ini.
Berikut beberapa quote yang bagus yang saya temui di dalam film ini. Semoga dapat 'mampir sejenak di hati dan pikiran' kita semua.
How important it is in life not necessarily to be strong...
..But to feel strong..
Saya sependapat.. Kita tidak dituntut untuk selalu menjadi kuat atau tampak selalu kuat.. Tetapi, kita memang mengalami segala kondisi sulit untuk merasa kuat.. Merasakan sebuah 'kekuatan' untuk 'dimampukan' melewati semua kondisi yang seterjal apapun yang terjadi di dalam kehidupan ini.
Some people feel like they don't deserve love.
They walk away quietly into empty spaces,
trying to close the gaps of the past.
trying to close the gaps of the past.
Setiap orang bisa saja memiliki pengalaman pahit yang membuat kita menjadi pribadi yang 'kurang utuh' saat ini. Pengalaman traumatis dan kekurangan kasih sayang ini akan berbekas dan tetap menjadi bagian yang hilang, seperti lubang besar di jiwa yang mungkin tidak akan pernah disembuhkan secara sempurna oleh kebahagiaan tertinggi yang dicapai di masa sekarang atau masa depan.
Namun, memutuskan untuk berjalan ke dalam lorong kesedihan..
Meratapi rasa kehilangan di masa lalu itu..
Dan duduk diam dalam kesenjangan itu merupakan KEPUTUSAN kita..
Ingat, kita memang tidak bisa mencegah orang lain melakukan sesuatu yang buruk kepada kita. Tetapi keputusan memilih untuk sakit hati atas perbuatan mereka adalah hak kita, keputusan kita.
Mungkin kita sudah sering mendengar kalimat ini, namun hal ini benar-benar saya katakan, karena saya memang juga mengalami-nya.. Bagaimana sakit hati itu bisa menjadi akar kepahitan yang akan terus mengambil damai sejahtera di hati kita.. Kita mungkin bahagia, tapi semua kebahagian itu hanyalah kebahagiaan semu.. Karena sebenarnya kita tidak pernah bisa berbahagia kalau penyakit sakit hati masih bersemayam di hati kita..
Orang yang menyebabkan kita merasakan sakit hati itu dan bahkan Tuhan pun tidak bertanggung jawab terhadap anda.
Just let it gooo.. Go with the wind.. Forgive themm..
Saya rasa, kita baru bisa benar-benar hidup,
ketika bisa melepaskan pengampunan..
Dan kita baru bisa benar-benar bahagia,
ketika bisa melimpahkan kasih kepada orang lain,
termasuk orang yang menyakiti kita.
When you WANT something in life,
you just gotta REACH OUT and GRAB IT.
Coz you are the APPLE of HIS eye.
Saya merinding ketika mendengarkan kalimat ini.. Ketika ingin melangkah, ketika ingin meraih sesuatu, selalu ada ketakutan.. Selalu ada kekhawatiran yang terbesit..
Guys.. Ketika anda merindukan sesuatu (of course not selfish ambition), sesuatu itu sudah ada, sudah tersedia di sana.. Anda hanya perlu menggapainya..
*(Saya pun masih sangat berjuang di bagian ini).
*(Saya pun masih sangat berjuang di bagian ini).
Tuhan sudah menyiapkan semua yang BAIK menurut pandanganNya dan itu pasti adalah hal yang terbaik untuk hidup-mu.. Karena Ia pencipta-mu.. Kita adalah biji mata-Nya.. Kesayangannya..
*(Mengetahui hal ini dan benar-benar mempercayai-Nya adalah hal yang sangat berbeda. Tapi bagaimana bisa mempercayai kalau belum mengetahui. Karena kita sudah sama-sama mengetahui, mari belajar untuk mempercayainya dan berusaha meraihnya *_^).
*(Mengetahui hal ini dan benar-benar mempercayai-Nya adalah hal yang sangat berbeda. Tapi bagaimana bisa mempercayai kalau belum mengetahui. Karena kita sudah sama-sama mengetahui, mari belajar untuk mempercayainya dan berusaha meraihnya *_^).
If we ADMIT that human life can be ruled by REASON, then all possibility of life is DESTROYED.
Kehidupan, manusia dan dunia telah memperlihatkan dengan jelas bahwa ada sesuatu yang melebihi segalanya yang mengatur segala kerumitan materi dan sistem di jagad raya ini. Tuhan memang lebih besar daripada akal pikiran manusia. Sehingga tidak semua hal dapat kita pahami dan mengerti dengan akal ini. Namun, jika akal ini dibawa untuk ditundukkan dalam pengenalan akan Tuhan, maka sedikit demi sedikit kita akan mengalami pengenalan dan pencerahan akan semua misteri dan rahasia kehidupan
*(hopefully)
You don't need human RELATIONSHIP to be happy,
God has PLACED it all around us...
HAPPINESS only real when shared...
The FREEDOM and SIMPLE BEAUTY is too good to pass up...
Kalau saya merefleksikannya seperti ini:
Sang pencipta dapat berbicara kepada manusia lewat segala hal
yang terjadi di sekitar kita.
Ia menempatkan kebahagiaan itu di sekitar kita.
Kita dapat menemukannya dimana saja kita berada.
Namun, kebahagiaan tidak pernah benar-benar nyata ketika dinikmati sendirian.
Kebahagiaan baru benar-benar nyata ketika dapat dibagikan..
Dibagikan lewat apa saja (tulisan, karya), dan juga relasi manusia..
Yah.. Kebebasan dan keindahan yang paling sederhana sekalipun
terlalu bagus untuk dilewatkan..
terlalu bagus untuk dilewatkan..
Matahari pagi yang tak pernah lupa menyapa manusia..
Angin sepoi-sepoi yang masih bisa kita rasakan walaupun hanya sejenak..
Tawa dan senyum yang mungkin hanya semenit menghiasi wajah orang yang kita kasihi..
Orang-orang yang masih memberi SMS untuk menanyakan kabar kita..
Hal-hal sederhana itu,, Jangan lewatkan..
Nikmati dan ber-syukur-lah..
Nikmati dan ber-syukur-lah..
Berikut beberapa percakapan Christ dengan dua orang yang pernah 'berelasi' dan mengenal dirinya sepanjang perjalanannya menuju Alaska:
Percakapan Christopher dan Wayne Westerberg
Percakapan ini terjadi saat mereka berada di bar. Wayne rupanya tertarik untuk mengetahui pribadi Christ. Pemuda yang ingin pergi mengembara sampai ke Alaska. Pemuda yang energik dan berwawasan luas. Pemuda yang dalam waktu singkat dapat membuatnya menikmati pembicaraan malam itu. Saya mengutip percakapan singkat mereka di bawah ini.
Wayne Westerberg: Yeah. What are you doing when we're there? Now you're in the wild, what are we doing?
Christopher McCandless: You're just living, man. You're just there, in that moment, in that special place and time. Maybe when I get back, I can write a book about my travels.
Wayne Westerberg: Yeah. Why not?
Christopher McCandless: You know, about getting out of this sick society. Society!
Wayne Westerberg: [coughs] Society! Society!
Christopher McCandless: Society, man! You know, society! Cause, you know what I don't understand? I don't understand why people, why every fucking person is so bad to each other so fucking often. It doesn't make sense to me. Judgment. Control. All that, the whole spectrum. Well, it just...
Wayne Westerberg: What "people" we talking about?
Christopher McCandless: You know, parents, hypocrites, politicians, pricks.
Wayne Westerberg: [taps Chris' head] This is a mistake. It's a mistake to get too deep into all that kind of stuff. Alex, you're a hell of a young guy, a hell of a young guy. But I promise you this. You're a young guy! Can't be juggling blood and fire all the time!
Wayne Westerberg: Yeah. Why not?
Christopher McCandless: You know, about getting out of this sick society. Society!
Wayne Westerberg: [coughs] Society! Society!
Christopher McCandless: Society, man! You know, society! Cause, you know what I don't understand? I don't understand why people, why every fucking person is so bad to each other so fucking often. It doesn't make sense to me. Judgment. Control. All that, the whole spectrum. Well, it just...
Wayne Westerberg: What "people" we talking about?
Christopher McCandless: You know, parents, hypocrites, politicians, pricks.
Wayne Westerberg: [taps Chris' head] This is a mistake. It's a mistake to get too deep into all that kind of stuff. Alex, you're a hell of a young guy, a hell of a young guy. But I promise you this. You're a young guy! Can't be juggling blood and fire all the time!
Percakapan Christopher dan Ron Franz
Ron Franz adalah seorang kakek berumur sekitar 70-an tahun. Ia membuka pintu rumahnya bagi Christ, di tengah perjalanannya menuju Alaska. Rupanya dari percakapan dan pengenalan mereka satu sama lain, Ron Franz sepertinya sangat merasakan dan mengerti pribadi Christ. Rasa pengertian itu tumbuh menjadi rasa kasih sayang dan kepedulian pada Christ. Bahkan ia sangat merindukan untuk mengadopsi Christ sebagai cucunya.
Saya sangat tersentuh dengan cara Opa Ron Franz memandang dan berbagi cerita hidup dengan Christ. Ia menganalisa pribadi Christ dari setiap cerita hidup yang dikatakan oleh Christ. Maka tak salah, bagian cerita ketika Christ bertemu dengan Opa Ron diberikan judul: Getting Wisdom.. Christ merefleksikan dan menemukan hal yang sangat penting untuk benar-benar 'berbahagia' yaitu mengampuni kedua orang tuanya..
Percakapan ini terjadi di atas bukit, saat Christ berhasil memotivasi Opa Ron untuk terus berjalan mendaki agar mencapai puncak bukit dan melihat kesempurnaan pemandangan alam dari titik itu.
Ron Franz: I'm going to miss you when you go.
Christopher McCandless: I will miss you too, but you are wrong if you think that the joy of life comes principally from the joy of human relationships. God's place is all around us, it is in everything and in anything we can experience. People just need to change the way they look at things.
Ron Franz: Yeah. I am going to take stock of that. You know I am. I want to tell you something. From bits and pieces of what you have told me about your family, your mother and your dad... And I know you have problems with the church too... But there is some kind of bigger thing that we can all appreciate and it sounds to me you don't mind calling it God. But when you forgive, you love. And when you love, God's light shines through you.
Ron Franz: Yeah. I am going to take stock of that. You know I am. I want to tell you something. From bits and pieces of what you have told me about your family, your mother and your dad... And I know you have problems with the church too... But there is some kind of bigger thing that we can all appreciate and it sounds to me you don't mind calling it God. But when you forgive, you love. And when you love, God's light shines through you.
Masuk dan hidup di tengah alam Alaska yang sepi.
Berjuang mendapatkan makan dari hasil buruan.
Hidup di dalam sebuah rangka bus yang terbawa arus.
Menulis refleksi hidupnya di buku catatannya.
Mengukir setiap pengalaman petualangan-nya di sepanjang ikat pinggang kulit kesayangannya.
Mengalami masa sekarat karena kelaparan dan salah memakan tanaman liar.
Merasakan hawa maut yang semakin dekat, sendirian, tanpa sanak saudara, di tengah belantara Alaska yang mencekam.
Dan akhirnya, berdamai dengan kekecewaan dan sakit hati-nya terhadap orang tuanya.
Detik-detik Christ menghembuskan nafasnya, film kehidupan-nya serasa ditayangkan oleh Tuhan dalam penglihatannya.
Dan di sana, dia melihat dirinya bertemu dengan kedua orang tua-nya, tersenyum berbahagia dengan mereka, dan orang tuanya memeluk-nya dengan erat.
Christopher: What if I were smiling and running into your arms? Would you see then what I see now?
-Real Peace-
Sebenarnya bagi saya, film ini sangat SUKSES..
Sangat sukses menyampaikan nilai-nilai fundamental kehidupan..
Makna yang tersirat di balik semua adegan, percakapan, deskripsi alam, dan puisi dapat membuat kita menjadi 'kaya sesaat' ketika menonton film ini.
Banyak hal yang bisa kita tarik untuk di-renung-kan kembali lagi ke dalam kehidupan nyata kita.
Yang pasti itu dapat terjadi jika otak dan hati kita juga ikut mencerna setiap adegan dan kalimat.
Memang tidak semua hal dapat saya terima. Saya mempertanyakan beberapa keputusan atau pemikiran sang tokoh utama. Namun, itulah kisah hidup nyata yang diangkat ke layar lebar sehingga saya tidak perlu komplain terhadap hal-hal tersebut.
*(kebiasaan suka mengkritisi, hehehhe)..
Saya hanya perlu menarik makna dan nilai yang baik yang berguna bagi saya untuk berpikir dan menjalani hidup.. Selamat menonton dengan mata, otak dan hati..
2 comments:
wih keren reviewnya dek....
Thank you kaka.. Kalao tema begini b paling semangat dengar o kaka.. Ahahahha.. Makasih kaka su datang kunjungi beta punya blog.. Tuhan memberkati kaka dan Adolf selalu..
Post a Comment