Empat bulan yang lalu saya mengenal wanita ini. Dan pertemuan ini mengisyaratkan sebuah persahabatan yang unik. Entah mengapa, dia begitu mempercayai saya. Ketika dia mulai mengutarakan siapa dirinya, apa yang sedang dia alami, apa ketakutan terbesarnya, kesalahan-kesalahan terbesar yang pernah dilakukan, dan bagaimana makna hidup baginya, saya begitu tersentuh, karena kisah kehidupannya begitu dramatis. Saya memang sering membaca buku dengan kisah-kisah sama seperti kisah hidupnya, namun kali ini berbeda karena orang itu ada di depan saya. Saya dapat melihat garis-garis kelelahan jiwa di raut wajahnya. Sejak pertemuan pertama itu, saya memutuskan untuk mendoakannya dalam doa pribadi saya.
Sepanjang dua minggu keberadaan-nya di Bali, layer demi layer kehidupannya dibukakan kepada saya. Dan saya semakin merasa mengerti (walaupun saya memang tidak akan pernah bisa mengerti sepenuhnya) bahwa dia memerlukan pertolongan Tuhan. Hidupnya kosong tanpa harapan. Beberapa kali ia ingin mengakhiri hidupnya, dan saya menyaksikan hal itu dengan mata kepala sendiri. Tapi satu hal yang saya percaya, bahwa pekerjaan Tuhan dalam hidupnya memang belum berakhir sehingga hidup itu masih dikaruniakan kepada-nya.
You shall not die, but live
and declare the works of the Lord
Psalm 118:17
Saya memang tidak tahu kapan ia bisa sembuh dari sakit hati dan kepedihan jiwa yang pernah dilakukan orang-orang itu di dalam hidupnya, tapi hari ini setelah empat bulan itu berakhir, saya merasa yakin Tuhan sedang menangkap hati-nya. Satu saat nanti, dia akan menceritakan tentang dahsyatnya pekerjaan Tuhan dalam hidupnya.
No comments:
Post a Comment